Senin, 02 Mei 2011

INIPUN AKAN BERLALU

INIPUN AKAN BERLALU


Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua

putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup

bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka

bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua

harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal

satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka.

Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin

di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian

dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin

berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan,

“Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turuntemurun

dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus

menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan

menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.”

Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang

emas, aku ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin

tersebut di jari masing-masing dan berpisah. Sang adik

merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian

yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu

murahan ini?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan

sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU.

“Oh, rupanya ini mantra ayah…,” gumamnya sembari kembali

mengenakan cincin tersebut.

Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya

kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora,

bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia

menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sanasini.

Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia

kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai

memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual

cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang

membuatnya ketagihan.

Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya,

tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU.

Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika

panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi

ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naikturun,

kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun

dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang,

hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan

batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar