Minggu, 22 Mei 2011

desain penelitian

Desain Penelitian

HUBUNGAN PENGINTEGRASIAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
(Studi Deskriptif di SMA Pasundan 1 Tasikmalaya)


Latar Belakang Penelitian
Masalah lingkungan hidup adalah masalah bersama. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, manusia masih dapat berharap bahwa alam dan sumberdayanya bisa terselamatkan. Pasal 1 Undang -undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan dengan jelas bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang, semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Interaksi manusia dengan lingkungannya merupakan hubungan yang erat dan saling mempengaruhi, hampir dalam setiap ekosistem manusia memiliki peranan dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktifitas. Lingkungan yang ada bisa berdaya guna bagi kesejahteraan apabila diexploitasi dengan memperhatikan terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
Permasalahan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat kesewenang-wenangan manusia mengexploitasi lingkungan dan sumber dayanya yang dirasakan saat ini diantaranya adalah :
Pencemaran lingkungan
Laporan Walhi sepanjang 2010 mencatat, bahwa terjadi 74 pencemaran air yang menyebabkan 5 danau, 4 laut dan 65 sungai yang sebelumnya tidak tercemar, menjadi tercemar. Hal ini tentu akan menambah kelangkaan air bersih. Karena lima tahun lalu, Walhi mencatat, terdapat 64 DAS dan sub DAS dari 470 dalam kondisi yang kritis. Yang tersebar di Sumatera (12 DAS/sub DAS), Jawa (26 DAS/Sub DAS), Kalimantan (10 DAS/sub DAS), Sulawesi (10 DAS/Sub DAS), Bali, NTB dan NTT (4 DAS), Maluku serta Papua (2 DAS). . (WALHI 2011).
Kerusakan Hutan
Konversi hutan menjadi kawasan non hutan masih merupakan penyumbang terbesar dari hilangnya keragaman hayati dan kerusakan hutan secara permanen, peningkatan pemberian ijin bagi usaha perkebunan kelapa sawit skala besar dan pinjam pakai kawasan hutan untuk pertambangan. Luas kawasan perkebunan kelapa sawit berdasarkan data sawit watch meningkat sebesar 1,26 juta ha naik dari 7,82 juta ha di tahun 2009 menjadi 9,09 juta ha ditahun 2010. Sementara itu tambang dikawasan hutan meluas dengan diberikannya ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk pertambangan di Halmahera dengan Weda Bay Nikel seluas 13,3 ribu ha dan di Gorontalo dengan Gorontalo Mineral seluas 14 ribu ha dengan demikian di tahun 2010 telah diberikan ijin pinjam pakai kawasan untuk pertambangan lebih dari 150 ribu ha. (WALHI 2011).
Masalah lingkungan lainnya
Selama tahun 2010, banjir terjadi 345 kali di wilayah Indonesia. Ini berakibat pada kerugian materil dan imateril. Rumah, kebun, sawah, tambak dan sumber-sumber kehidupan rakyat rusak, menimbulkan kerawanan Pangan hingga memperbesar angka kemiskinan di Indonesia.
Dari sisi sebaran wilayah, banjir terbesar terjadi di Pulau Jawa, sebuah pulau di Indonesia yang telah dieksploitasi lebih dari 400 tahun dan telah mengalami kerusakan sistem hidrologi dan deforestasi yang masif. Sementara itu banjir di luar Jawa, memperlihatkan karakteristik baru di mana banjir surut setelah dua bulan. WALHI melihat bahwa banjir yang terjadi seperti di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan, disebabkan oleh perubahan kawasan hutan menjadi perkebunan sawit, tambang dan industri kayu mulai memperlihatkan dampak.
Dari Sabang sampai Merauke, Tanah, Air, Angkasa dan Manusia Indonesia mengalami tekanan yang berat. Hal ini terlihat pada laju pertambahan penduduk, berbanding terbalik dengan keadilan penguasaan lahan, produksi dan akses pangan. Hal ini menjadi sebab bagi merebaknya kemiskinan dan kelaparan di bumi kaya sumber daya alam ini. Data BPS 2009 menyebutkan bahwa penduduk miskin Indonesia sebesar 32,5 juta jiwa dan sebagian besar berada di pedesaan yang berprofesi sebagai petani kecil dan buruh tani.
Pokok-pokok Permasalahan Lingkungan di Jawa Barat.

Pokok-pokok permasalahan lingkungan di Propinsi Jawa Barat yang telah teridentifikasi hingga saat ini, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Degradasi sumberdaya alam khususnya air dan lahan, yang ditandai dengan deplesi sumber air (permukaan dan air bawah tanah, baik kuantitas maupun kualitasnya), semakin meluasnya tanah kritis dan DAS kritis, penurunan produktifitas lahan, semakin meluasnya kerusakan hutan (terutama karena perambahan) baik hutan pegunungan maupun hutan pantai (mangrove).
Permasalahan pencemaran, baik pencemaran air, udara maupun tanah yang penyebarannya sudah cukup meluas dan terkait dengan industri, rumah tangga dengan segala jenis limbahnya, terutama sampah
Permasalahan kebencanaan alam, yaitu Jawa Barat terutama bagian tengah dan selatan termasuk wilayah rawan gempa dan volkanisme. Wilayah ini termasuk daerah yang paling sering tertimpa musibah tanah longsor dibanding wilayah lainnya di Indonesia, yang terkait dengan “irrational land use” dan juga kegiatan pertambangan.
Inkonsistensi antara Rencana Tata Ruang Wilayah dengan eksisting penggunaan lahan/pemanfaatan ruang yang tidak berwawasan lingkungan.
Permasalahan kawasan pesisir dan pantai, yaitu kerusakan hutan mangrove, abrasi dan akresi pantai, perubahan tataguna lahan di wilayah pesisir, intrusi dan pencemaran air laut.
Permasalahan sosial kependudukan, ditandai dengan tingginya urbanisasi, munculnya permukiman kumuh pada hampir seluruh kota di Jabar, pedagang kaki lima – PKL dan
kesemrawutan lalu lintas.
Tumpang-tindih peraturan perundang-undangan terhadap lingkungan, baik dari interpretasi materi maupun implentasi di lapangan.
Terbatasnya sarana dan prasarana pemantauan lingkungan (termasuk laboratorium lingkungan) serta sistem informasi lingkungan. Lemahnya fungsi pengendalian, sebagai akibat kurang efektifnya kegiatan pemantauan, dan juga akibat rendahnya penegakan hukum (law enforcement), dan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.
Menumbuhkan kesadaran yang menumbuhkan perilaku positif tentang kesadaran lingkungan, tak semudah membalikan telapak tangan, namun merupakan serangkaian panjang proses kemanusiaan, dimulai sejak bangun tidur hingga tertidur lagi.
Di rumah dan di sekolah merupakan arena bagi anak melatih diri untuk membentuk perilaku yang peduli lingkungan yang sehat dan baik.
Di sinilah sekolah diharapkan dapat menjalankan peran kunci, untuk membangkitkan kepedulian lingkungan pada generasi muda sebagai calon pengambil keputusan di masa mendatang.
Lahirnya Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2007 tentang pedoman pelaksanaan kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup menandakan “keseriusan “pemerintah untuk lebih mengembangkan wawasan pemahaman peseta didik / siswa tentang kosep dasar pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam, pencemaran dan kerusakan lingkungan. Berkenaan dengan hal itu judul penelitian yang dikemukakan adalah:
” Pengintegrasian Materi Pendidikan Lingkungan Hidup pada Mata Pelajaran PKn terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa dalam pelestarian lingkungan”.Studi Deskriptif di SMA Pasundan 1 Tasikmalaya.
Judul Penelitian yang dikemukan didasarkan kepada:
Peraturan Gubernur Nomor :25 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup sudah diluncurkan sejak tahun 2007 , namun sumber materi bahan ajar berupa buku pegangan guru dan dan pegangan siswa masih (berdasarkan sepengetahuan penulis sampai penelitian ini disusun, Buku Resmi yang dipakai di SMA hanya buku Pendidikan Lingkungan Hidup – Anang Saepuloh).
Penerapan konsep pembelajaran PLH dapat dilaksanakan dengan menggunakan dua cara. Pertama disajikan dalam bentuk mata pelajaran mandiri . Kedua dengan mengintegrasikan konsep PLH kedalam beberapa mata pelajaran terkait, dengan menggunakan konsep pembelajaran PLH terintegrasi pemahaman anak akan lebih optimal karena ditinjau dari berbagai sudut pandang.Pembelajaran PLH uang terintegrasi diantaranya adalah :
Pendidikan Agama Islam: Kompetensi Kerusakan Alam dan Lingkungan.
Pendidikan Kewarganegaraan: Kompetensi Sumber Daya
3. Bahasa Indonesia: Kompetensi level membaca dan menulis
menggunakan topik lingkungan alam.
4. Bahasa Inggris: Kompetensi levelNovice untuk membaca dan
menulis menggunakan topik lingkungan alam dan sekitarnya.
5. Matematika: Kompetensi menerapkankonsep bilangan real.

Rumusan Masalah
Berangkat dari permasalahan di atas, permasalahan pokok yang dirumuskan dan menjadi kajian dalam penelitian ini, maka rumusan masalahnya adalah: “Apakah ada hubungan pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan dan pengaruhnya terhadap pengetahuan dan sikap siswa dalam pelestarian lingkungan hidup?”
Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengintegrasian materi pendidikan lingkungan hidup pada mata pelajaran PKn dan pengaruhnya bagi pengetahuan sikap siswa tehadap pelestarian lingkungan hidup.
Secara khusus penelitian ini ingin mengetahui :
Meningkatnya pengetahuan siswa tentang sumber daya alam
Tumbuhnya kesadaran para siswa berupa sikap yang mengarah terhadap pemeliharaan sumber daya alam dengan meminimalisir terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Kegunaan Penelitian :
Kegunaan Teoritis:
Sebagai bahan masukan bagi pengembangan Mata Pelajaran PKn dan Mata Pelajaran PLH
Sebagai sumbangan pemikiran pada pendidikan lingkungan hidup.
4.1.2. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut dalam pengembangan PKn dan PLH.
4.2. Kegunaan Praktis:
4.2.1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru-guru Pendidikan kewarganegaraan dalam proses pembelajaran.
4.2.2. Memberikan sumbangan bagi pendidikan lingkungan hidup dalam upaya memelihara sumber daya alam .
Kerangka Penelitian :
Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan:
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dapat dicapai dengan melakukan hal-hal berikut:
• Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran. Penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada di mayarakat sekitar.
Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
Integrasi Mata Pelajaran
Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia mengintegrasikan adalah penyatuan hingga menjadikesatuan utuh atau bulat.
Integrasi bias diartikan sebagai perpaduan, koordinasi, kebulatan keseluruhan.
Kurikulum terintegrasi
Kurikulum Terintegrasi meniadakan batas anatara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat membentuk
siswa menjadi pribadi yang utuh , yaitu manusia yang selaras
dengan dengan lingkungannya. Apa yang didapat dari di
sekolah disesuiakan dengan kehidupan siswa di luar sekolah
(S.Nasution:1996)
5.2.2. Model Pembelajaran terpadu
Menurut Joni, T.R (1996:3), pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta konsep keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi:
5.2.3.1 Prinsip Penggalian Tema
Penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persaratan yaitu:
a). Tema hendaknya tidak terlalu luas
b). Tema harus bermakna
c). Tema harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan psikologis anak
d). Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar
minat anak.
Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Menurut Prabowo (2000), bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
a). Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar
b). Pemberi tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok .
c). Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
5.2.3.3. Prinsip Evaluasi
Untuk melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan langkah-langkah positif antara lain:
1).Memberi kesempatan pada siswa untuk
melakukan evaluasi diri (self evaluation/ self
assement)
2).Guru perlu mengajak para siswa untuk
mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan
pencapaian tujuan yang akan dicapai.
Prinsip Reaksi
Pentingnya pembelajaran Terpadu
Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya pembelajaran terpadu yaitu:
a. Dunia anak adalah dunia nyata
b.Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/ obyek lebih terorganisir .
Pendidikan Lingkungan Hidup:
Pada tahun 1986, pendidikan lingkungan hidup dan kependudukan dimasukkan ke dalam pendidikan formal dengan dibentuknya mata pelajaran Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH). Depdikbud merasa perlu untuk mulai mengintegrasikan PKLH ke dalam semua mata pelajaran
Pada jenjang pendidikan dasar dan menegah (menengah umum dan kejuruan), penyampaian mata ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam sistem kurikulum tahun 1984 dengan memasukkan masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam hampir semua mata pelajaran. Sejak tahun 1989/1990 hingga saat ini berbagai pelatihan tentang lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh Departemen Pendidikan Nasional bagi guru-guru SD, SMP, SMA dan SMK.
Di tahun 1996 terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL) antara LSM-LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap pendidikan lingkungan. Hingga tahun 2004 tercatat 192 anggota JPL yang bergerak dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan.
Selain itu, terbit Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 0142/U/1996 dan No Kep: 89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup, tanggal 21 Mei 1996. Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdikbud juga terus mendorong pengembangan dan pemantapan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolah antara lain melalui penataran guru, penggalakkan bulan bakti lingkungan, penyiapan Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) untuk Guru SD, SLTP, SMU dan SMK, program sekolah asri, dan lain-lain. Sementara itu, LSM maupun perguruan tinggi dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup melalui kegiatan seminar, sararasehan, lokakarya, penataran guru, pengembangan sarana pendidikan seperti penyusunan modul-modul integrasi, buku-buku bacaan dan lain-lain.
Pada tanggal 5 Juli 2005, Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK bersama nomor: Kep No 07/MenLH/06/2005 No 05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Di dalam keputusan bersama ini, sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara integrasi dengan mata ajaran yang telah ada.
Di Jawa Barat Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan mata pelajaran Mulok Wajib bagi semua jenjang persekolahan dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 25 tahun 2007.
Pendidikan Kewarganegaraan(PKn.)
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) temasuk salah satu mata pelajaran wajib dalam persekolahan di Indonesia. Dalam kronologis pendidikan Civics di Indonesia sejak tahun 1957 dalam kurikulum Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas terdapat istilah kewarganegaraan yaitu pelajaran yang ditempelkan dalam pelajaran Tatanegara.Setelah keluarnya Dekrit 5 Juli 1959 yaitu berlakunya kembali UUD 1945 dalam pidato Presiden Soekarno tanggal 17 Agustus 1959, maka dianggap wajar untuk melakukan pembaharuan dalam pendidikan . Salah satu hal dalam menyempurnakan pendidikan tersebut adalah usaha menimbulkan pengertian dan jiwa patriotism pada murid sekolah. Tanggal 10 Desember 1959 di Departemen Pendidikan,Pengajaran danKebudayaan dibentuk suatu panitia yang diberi tugas menyusun buku pedoman mengenai kewajiban-kewajiban dan hak- hak warga Negara Indonesia disertai dengan hal yang kan menginsafkan mereka tentang sebab-sebab sejarah dan tujuan revolusi kemerdekaan Indonesia.
Tahun 1968, istilah civics di sekolah diberi nama “Pendidikan Kewargaan Negara” maksudnya tiada lain dari mengembangkan dan menumbuhkan warga Negara warga yang baik.Isi bahan pelajaran mengndung elemen-elemen nasionalisme, patriotism,kenegaraan, etika, agama, kebudayaan, pokoknya segala sesuatu yang dianggap baik menurut moral Pancasila, UUD 1945 dan keputusan–keputusan lembaga legislatif serta pemerintah.
Pada Thun 1975, pemerintah mengganti istilah Penddikan Kewargaan Negara menjadi pelajaran Moral Pancasila(PMP) dimana pemerintah mengganggap Pendidikan Kewargaan Negara kurang mampu mengembangkan perilaku warga Negara yang mendukung garis kebijakan Orde Baru, Pertahanan dan Keamanan Nasional serta Pembangunan Nasional.
Setelah ditetapkannya Ketetapan MPR Nomor II tahun 1978 tentang Pedoman Penghayatan dn Pengamalan Pancasila (P4), dan seiring dengan berlakunya UU nomor 2 tahun 1989 Tentang Sisdiknas yang menggariskan adanya pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan sebagai bahan kajian wajib semua jurusan, jenis dan jenjang pendidikan (Pasal 39) . Kurikukulum Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah tahun 1994 mengakomodasikan misi baru pendidikan tersebut dengan memeperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004) yang kemudian disempurnakan dengan munculnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran kewarganegaran berubah nama menjadi Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana membentuk warganegara cerdas , terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan Negara Indonesia dengan mereflesikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan manat Pancasila dan UUD 1945 . Hal ini kemudian didukung Oleh Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas , dimana Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai muatan wajib kurikulum pada pendidikan dasar,pendidikan menengah dan perguruan tinggi sesuai dengan pasal 37 ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 ) UU Nomor 20 Tahun 2003.
Sesuai isi pasal 3 UU Sisdiknas tersebut Pendidikan Kewarganegaraan diarahkan kepada tercapainya tujuan pendidikan Nasional yaitu pendidikan nasional befungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hubungan Pengintegrasian Materi Pendidikan Lingkungan Hidup pada Mata Pelajaran PKn terhadap Pengetahuan Siswa dalam pelestarian lingkungan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoadmojo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang sebab dari pengetahuan dan penelitian ternyata prilakunya yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidupnya. Pengetahuan ini mampu dikembangkan disebabkan dua hal utama yaitu :

Manusia mempunyai bahasa dan jalan fikiran yang melatar belakangi
informasi tersebut.

Manusia mempunyai kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka tertentu.


Dengan pengintegrasian materi PLH terhadap Mata pelajaran tertentu maka pengetahuan sikap terhadap lingkungan akan semakin meningkat.
Variable pengetahuan akan diukur dengan menggunakan model Likert

Pernyataan Positif : SS S R TS
4 3 2 1

Pernyatan Negatif : SS S R TS
1 2 3 4
Hubungan Pengintegrasian Materi Pendidikan Lingkungan Hidup pada Mata Pelajaran PKn terhadap sikap siswa dalam pelestarian lingkungan

5.6.1. Definisi Sikap
Menurut Adler & Rodman, 1991 yang dikutip dari (Abraham & Shanley, 1997). Sikap adalah respon terhadap sesuatu, baik dalam cara yang positif maupun negative. Sikap adalah suatu kecendrungan bertindak kearah atau menolak suatu faktor lingkungan. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup .
(Bogardus, 1931 dikutip dari Mucller, 1992).
Menurut Notoadmojo (2003), sikap terbentuk dari 3 komponen utama :
a) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.
b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c) Kecenderungan untuk bertindak (tend of behave).
Sama halnya dengan pengetahuan penanaman sikap dalam pelestarian lingkungan perlu dirancang dan disajikan dengan program yang matang Pembelajaran di sekolah memegang peranan penting dalam membentuk sikap siswa . Bagaimana sikap siswa terhadap suatu objek , maka hal itu akan ditentukan yang ditanamkan oleh guru di sekolah.
Variabel sikap akan diukur dengan menggunakan kuesioner dengan hasil ukur: bersikap positif dan bersikap negatif.
Untuk memberikan kejelasan abstraksi keterkaitan variabel yang diteliti dibuat alur sebagai berikut :





Hipotesis
Dari kerangka di atas, maka penulis dapt mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
Terdapat pengaruh dari pengintegrasian mata pelajaran PLH pada mata pelajaran PKn terhadap pengetahuan dan sikap siswa dalam pelestarian lingkungan.
Adapun sub-sub hipotesisnya sebagai berikut:
Terdapat pengaruh dari pengintegrasian mata pelajaran PLH pada mata pelajaran PKn terhadap pengetahuan siswa dalam pelestarian lingkungan.
Terdapat pengaruh dari pengintegrasian mata pelajaran PLH pada mata pelajaran PKn terhadap sikap siswa dalam pelestarian lingkungan.
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisis statistik korelasional Menurut Soekardi (2004:166) Metode korelasional digunakan untuk menentukan apakah ada pengaruh antara dua variabel atau lebih, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang ada yang berlangsung saat ini atau di masa lalu.
Ada atau tidak adanya pengaruh antara variabel menjadi sangat penting , karena dengan mengetahui tingkat pengaruh yang ada. peneliti akan dapat mengembangkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2000:251) Penelitian Hubungan bertujuan untuk menentukan ada dan tidaknya pengaruh , dan apabila ada seberapa jauh pengaruh itu .
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Observasi , yaitu teknik pengumpulan data di lapangan dengan cara meneliti , mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang objek yang diteliti.
Angket, yaitu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Test, yaitu pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi merupakan subjek penelitian yang sangat penting , karena tanpa subjek yang akan diteliti otomatis tidak akan didapatkan data atau informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis, sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana(1999:6), bahwa “populasi itu adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hal menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya “.
Sampel
Sampel menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2010:85) adalah “sebagian populasi yang terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”.
Mengingat terbatasnya waktu tenaga dan biaya, maka penulis mengambil sebagian dari populasi sebanyak 10% .
Didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto(2002:112) bahwa:” Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian menjadi penelitian populasi. Selanjutnya jika populasinya lebih dari 100, sampel diambil antara 10 % sampai 15% atau 20% sampai 25 %.
Variabel Penelitian
Bentuk variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan 2 faktor ( Y_1dan Y_2).

Indikator Variabel Penelitian





Rencana Analisis Data
Rencana Teknik analisa data dalam penelitian ini akan menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan teknik analisi ganda. Pengujian Normalitas menggunakan Kolgorof-Smirnov Goodness. Uji linearitas mengunakan Uji F.
Untuk pengujian Hipotesis menggunakan langkah–langkah sebagai berikut :
Mengadakan uji linieritas dan keberartian regresi (tabel Anova)
Uji signifikasi korelasi menggunakan Uji T
Menjelskan koefisien determinasi ( r ).



Rencana Referensi Pustaka
Buku
Buku- buku yang akan dipakai sebagai rujukan dalam penelitian ini adalah buku buku tentang:
Materi bahan ajar PLH
Materi Bahan Ajar PKn
Buku tentang Lingkungan Hidup
Perundang perundangan yang relevan
Buku – buku Metodologi Penelitian
B. Majalah , Koran dan Jurnal tentang Lingkungan hidup
C. Internet
D. Sumber –sumber lain.


selesai

Senin, 02 Mei 2011

Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang

memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.



Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.

“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.” jawab anak lelaki itu. “Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.” Pohon apel itu menyahut,

“Duh, maaf aku pun tak punya uang ……. tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.

Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.



Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi.” kata pohon apel.

“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”

“Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu.” kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.

Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.



Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. “Ayo bermain-main lagi denganku.” kata pohon apel.

“Aku sedih,” kata anak lelaki itu.

“Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar ?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.



Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf, anakku,” kata pohon apel itu.

“Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.”

“Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.” jawab anak lelaki itu. “Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.” kata pohon apel. “Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu.” Jawab anak lelaki itu.

“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini.” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. “Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang.” Kata anak lelaki.

“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua

adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang manusia. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara manusia memperlakukan orang tua.

Nasehat Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib Karramallahu Wajhah – Tentang Teman

Nasehat Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib Karramallahu Wajhah – Tentang Teman
oleh Endang Moek pada 20 April 2011 jam 15:51

“Bertemanlah dengan orang-orang yang berakal dan bergaulah dengan para Ulama’ dan kalahkanlah hawa nafsu mu, niscaya engkau kelak akan menemani Al Mala’il A’la (Orang-orang Besar) ”

“Teman yang bodoh itu melelahkan dan dapat mendatangkan musibah.”

“Teman bagi setiap orang adalah akalnya dan kebodohan adalah musuhnya.”

“Bertemanlah dengan orang yang berakal, niscaya engkau akan beruntung. Dan berpalinglah dari dunia, maka engkau akan selamat.”

“Teman mu yang sesungguhnya adalah orang yang mau melarangmu dari berbuat dosa. Dan musuhmu yang sebenarnya adalah orang yang membujukmu untuk berbuat maksiat.”

“Bergaul dengan orang jahat akan menyebabkan kita menjadi jahat. Sebagaimana angin apabila berhembus dengan bau tak sedap maka akan menyebabkan bau tak sedap pula.”

“Tiada kebaikan dalam persahabatan yang tidak di ikuti saling menjaga dari kejelekan.”

Sumber Secangkir Hikmah

TERLALU CEPAT MENUDUH

Baru saja Sayyidina ‘Ali Zainal Abidin keluar dari rumahnya, tiba-tiba seseorang mendatanginya dan berkata, “Kau telah mencuri kantong uangku yang berisi 1.000 dinar. Tidak ada yang mencurinya kecuali engkau.” Orang itu lalu menghina dan mencaci.



“Mari kerumahku, akan kukembalikan uangmu,” kata beliau.



“Beliau kemudian kembali ke rumahnya di ikuti orang itu. Sesampainya di rumah, beliau memberinya uang 1.000 dinar. Orang itu lalu pulang. Setelah sampai di rumah, ia terkejut melihat kantong uangnya yang berisi 1.000 dinar ternyata tertinggal di rumah. Ia segera menemui Sayyidina Zainal ‘Abidin untuk meminta maaf.



“Aku telah mencaci dan menuduhmu sebagai pencuri, tapi kau diam, sabar dan santun kepadaku. Kau tidak membalas dengan perlakuan yang pantas bagiku, bahkan kau memberiku 1.000 dinar. Sekarang uangku telah ku temukan, maka ambillah uang 1.000 dinarmu ini.”



“Engkau telah ku maafkan dan 1.000 dinar itu untukmu. Semoga Allah memberkatimu. Kami Ahlul Bait jika telah mengeluarkan sesuatu tidak akan menariknya kembali.”



Andaikata peristiwa ini terjadi pada diri kita, kita tentu akan membalas setiap kata yang ia ucapkan dengan sepuluh kata yang lebih buruk. Akan tetapi, karena beliau bersabar dan bersikap santun, maka lelaki itu menyesal dan bertobat.

FILOSOFI IKAN

Ketika kamu memakan ikan, maka makanlah dagingnya dan buang durinya. Dan jangan karena hanya bau amisnya, kamu tidak suka ikan. Jika begitu kamu tidak akan mengerti betapa enaknya daging ikan" Syah



Manusia itu makhluk sosial. Dan diciptakan untuk saling mengenal dan menghormati.

Dalam hidup, kita pasti akan selalu dan terus bertemu orang lain dengan segala sifatnya yang berbeda. Tapi pernahkah anda menemui seseorang, dan karena sifat buruknya kemudian anda tidak menyukai orang itu ?. Wajar tentunya.



Tapi jika begitu caranya, bukankah kita jadi tidak tahu sisi baik orang itu karena kita terlanjur membencinya ? Demikian juga ketika kita sudah kenal lama dengan seseorang. Dan ternyata seseorang itu mempunyai sifat buruk yang membuat kita membencinya. Bukankah nantinya malah bisa memutuskan hubungan yang sudah lama terjalin ? Filosofi ikan tadi menjelaskan segalanya.



Seharusnya yang perlu dibenci adalah sifat atau perbuatannya. Bukan orangnya. Bagi saya kelihatannya mudah, tapi melaksanakannya itu susahnya minta ampun.

DI SINI JUAL IKAN SEGAR

Seseorang mulai berjualan ikan segar di pasar. Ia

memasang papan pengumuman bertuliskan” Disini

Jual Ikan Segar”. Tidak lama kemudian datanglah

seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya.

“Mengapa kau tuliskan kata: DISINI? Bukankah semua orang

sudah tahu kalau

kau berjualan DISINI, bukan DISANA?”

“Benar juga!” pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata “DISINI”

dan tinggallah tulisan “JUAL IKAN SEGAR”.

Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga

menanyakan tulisannya.

“Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah

tahu kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?

“Benar juga” pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata “SEGAR”

dan tinggallah tulisan “JUAL IKAN”.

Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga

menanyakan tulisannya: “Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah

semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual, bukan

dipamerkan?

Benar juga pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL dan

tinggallah tulisan “IKAN”.

Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke 4,

yang juga menanyakan tulisannya: “Mengapa kau tulis kata IKAN?

Bukankah semua orang sudah tahu kalau ini Ikan bukan Daging?

“Benar juga” pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan

pengumuman itu.

Renungan:

Bila kita ingin memuaskan semua orang, kita tidak akan

mendapatkan apa-apa. Be yourself!

INIPUN AKAN BERLALU

INIPUN AKAN BERLALU


Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua

putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup

bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka

bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua

harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal

satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka.

Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin

di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian

dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin

berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan,

“Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turuntemurun

dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus

menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan

menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.”

Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang

emas, aku ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin

tersebut di jari masing-masing dan berpisah. Sang adik

merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian

yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu

murahan ini?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan

sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU.

“Oh, rupanya ini mantra ayah…,” gumamnya sembari kembali

mengenakan cincin tersebut.

Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya

kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora,

bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia

menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sanasini.

Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia

kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai

memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual

cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang

membuatnya ketagihan.

Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya,

tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU.

Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika

panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi

ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naikturun,

kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun

dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang,

hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan

batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia.

HIDUP BUKANLAH VCD PLAYER

Seorang pria membawa pulang truk baru

kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut

sejenak untuk melakukan kegiatan lain.Anak lelakinya yang

berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia

memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk

baru tersebut penyok dan catnya tergores. Pria tersebut berlari

menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan

anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang ayah

tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit.

Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk

menyelamatkan jari- jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia

tetap gagal. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan

amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.

Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya

telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata,

“Papa, aku minta maaf tentang trukmu.” Kemudian, ia bertanya,

“tetapi kapan jari-jariku akan tumbuh kembali?” Ayahnya pulang

ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas! Berpikirlah dahulu sebelum kau

kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk

dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti

seringkali tidak dapat diperbaiki. Terlalu sering kita gagal untuk

membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali

lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas

dendam. Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita

ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya.Tahan,

tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan.

Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.

Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu

untuk mencintainya waktu tidak dapat kembali.... hidup

bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di backward dan

Forward......... HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja....

jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat

membayangi kehidupan kita kelak......... yang menjadi sebuah

inti hidup adalah “HATI” … Hati yang dihiasi belas kasih dan cinta

kasih..... CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang

sesungguhnya.........

Menelisik Campur Tangan Yahudi dalam Pendidikan di Indonesia

Topik tentang pendidikan di dunia serta kaitannya dengan Yahudi merupakan topik yang tak asing lagi bagi kita, sejak di deklarasikannya Freemason tahun 1717 Yahudi atau zionis yang berambisi ingin meguasai dunia dengan menghancurkan semua agama-agama yang di rasa akan menjadi ancaman bagi misinya, bangsa Yahudi menganggap bangsa selain bangsanya sebagai kambing - kambing perahan yang harus di binasakan seperti tercantum dalam kitabnya : “Taklukanlah mereka, binasakanlah, mereka akan mengambil hakmu, engkau adalah setinggi-tinggi bangsa, seumpama menara yang tinggi. Gunakanlah hatimu ketika menghadapi saudara - saudaramu, karena mereka itu keturunan Yaqub, keturunan Israel. Buanglah hatimu ketika menghadapi lawanmu karena mereka itu bukan sekali-kali saudaramu, mereka adalah kambing-kambing perahan dan harta mereka adalah hartamu, rumah mereka adalah rumahmu, tanah mereka adalah tanahmu.” (Syer Talmud Qaballa XI :45)



Sudah Sangat jelas kalau mereka pasti akan membuang hatinya ketika berhadapan dengan bangsa - bangsa selain bangsanya, untuk mencapai cita - cita tertingginya menguasai dunia dengan mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di Masjid Al-Aqsha, di kota Al-Quds (Yerussalem), mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional. Zionispun menyusun program - program dalam 24 protokol zionis yang di antara isinya adalah menghancurkan agama, merusak sistem yang ada, mengacak - acak kehidupan perpolitikan setiap negara, salah satu dari sarana mereka adalah pendidikan, pendidikan merupakan salah satu senjata ampuh karena dari pendidikanlah karakter serta pola pikir seseorang di bentuk, serangan melalui pendidikan ini pun membuahkan hasil seperti terbentuknya mental peserta didik yang lemah, hanya berorientasi pada harta itupun hanya sebagai orang yang siap bekerja untuk orang Yahudi seperti anak umur 5 tahun ketika kita tanya tentang cita - citanya , jawabannya tak jauh dari jadi pilot, kerja di kantoran yang semuanya tak jauh - jauh dari Profesi bawahan, sebagai orang gajian, untuk bosnya siapa?, Ya jelas - jelas Yahudi.



Dari kecil pola pikir kita di bentuk untuk selalu kecil, selalu di bawah bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggipun para dosen menyuruh kita “rajin - rajin belajar ya biar lulus cumlaude, nanti bisa kerja di perusahaan internasional”, Kenapa dosen itu tidak bilang " rajin - rajin belajar ya, kuasai semua ilmu pengetahuan nanti kalian dirikan sekolah internasional dengan basis Al-qur’an, kalian bangun sistem pendidikan dengan pedoman al-qur’an sampai semua bangsa - bangsa di dunia ini belajar di sekolah kalian, karena sekolah kalian adalah sekolah terbaik di dunia”. kenapa tidak seperti itu?, Kan jauh lebih bagus dan menantang, jawabannya adalah karena para guru serta dosen kita juga bagian dari korban pengkerdilan pemikiran.



ini semua berawal dari mulainya penjajahan di bumi pertiwi ini, bangsa Zionis yang menjajah tidak hanya mengambil emas kita tapi dia juga menjajah potensi pemikiran kita. Itu pun bagaikan lingkaran setan yang terus berlanjut sampai sekarang.



Dari segi materi pembelajaranpun Zionis tak mau ketinggalan, seperti memutar balik fakta yang ada sebagai contohnya pelajaran sejarah, sejarah di rakit sesuai kebutuhan mereka fakta - fakta sejarah yang bisa memberikan ancaman bagi mereka di hapus tidak di masukkan ke dalam kurikulum, seperti hari kebangkitan Nasional.



Dalam pelajaran sejarah mulai dari SD hingga SMA bahkan sampai di Perguruan Tinggi, kita diberikan informasi bahwa pelopor pergerakan nasional adalah "Boedi Oetomo" yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh kaum intelektual yang pada waktu itu sedang mengenyam pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) dengan motor penggeraknya antara lain adalah Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman.



Organisasi ini menitikberatkan pada aspek pendidikan. Mereka mengusulkan beberapa tuntutan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan perbaikan dalam berbagai hal berkaitan dengan upaya peningkatan pendidikan ke seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya untuk golongan priyayi saja. Sehingga organisasi ini dianggap tidak berbahaya oleh pemerintahan kolonial waktu itu karena masih bersifat lokal atau kedaerahan.



Lebih dari itu, terdapat sebuah catatan yang penting di dalam perkembangan organisasi lokal ini yang menyatakan bahwa terdapat campur tangan organisasi-organisasi rahasia Yahudi internasional di dalam tubuh organisasi Boedi Oetomo. Organisasi Yahudi ini berkembang di bawah pendudukan Belanda yang disebut dengan organisasi Freemason (Tarekat Mason Bebas) yang dalam bahasa Belanda disebut dengan "Vrijmetselarrij".



Kalau meninjau fakta sejarah tentang organisasi pergerakan nasional secara benar, harusnya Sarekat Dagang Islam-lah yang lebih tepat disebut sebagai pelopor berdirinya organisasi nasional. Sejarah menunjukkan bahwa awal berdirinya organisasi yang ada di Indonesia tidak lepas dari perjuangan umat Islam. Di Jakarta pada 17 Juli 1905 berdiri perkumpulan al-Jam'iyat al-Khairiyah.



Organisasi ini adalah wahana untuk mendirikan sekolah dasar untuk masyarakat Arab dengan kurikulum yang sudah modern. Kemudian pada 16 Oktober 1905 berdiri Sarekat Dagang Islam (SDI) oleh H Samanhudi, seorang saudagar Muslim di Solo. Sarekat Dagang Islam berawal dari dominasi pedagang-pedagang Cina yang menguasai perdagangan pribumi sehingga organisasi ini ingin menghalau perdagangan yang tidak sehat itu. Pedagang pribumi menjadi korban penguasaan para pedagang Cina sampai sekarang. Mereka terus bercokol dalam perdagangan dan bersaing dengan para pedagang pribumi.



Tak hanya itu sejarah masuknya Islam ke indonesiapun di utak atik oleh kafir Yahudi la’natullah seperti informasi yang kita dapatkan di sekolah kalau islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, padahal fakta sejarahnya Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 tepatnya pada masa ke khalifan Usman bin Affan dan yang lebih luar biasa lagi ternyata kerajaan Sriwijaya di abad ke- 6 sudah menjalin kerja sama perdagangan dengan seorang arab yang bernama Ahmad yang setelah itu menjadi Rasul penutup nabi - nabi, Pernah kah kita ketahui itu di sekolah?, Jawabannya pasti tidak



Selanjutnya tentang dukungan atas kemerdekaan bangsa ini, siapa yang pertama mengakui?, Yang kita ketahui selama ini hanyalah Mesir padahal yang pertama kali mengakuinya adalah bangsa Palestina melalui berbagai media waktu itu yaitu Radio Berlin di Jerman dan harian “Al-ahram”, tak hanya sampai di situ, bahkan ketika Inggris membabi buta pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya rakyat Palestina serta bangsa - bangsa lain di Timur Tengah turun ke jalan berdemonstrasi dengan membawa bendera merah putih, menyerukan boikot produk Yahudi serta melakukan shalat ghaib untuk pahlawan yang gugur di Surabaya, sekarang pantaskah kita membiarkan bangsa Palestina di jajah?.



Pemutarbalikkan fakta sejarah ini berdampak sangat signifikan bagi generasi muda saat ini sehingga lahirlah generasi yang tak tahu identitasnya, generasi yang tak tahu sejarah masa lalunya. Maka yang ada hanya generasi - generasi yang memikirkan kehidupan pribadinya, masa bodoh dengan lingkungan sekitarnya.



Di bidang sains pun teori - teori bodoh Darwin tentang evolusi meracuni pola pikir remaja ini, sampai pada hukum kekekalan energi yang membingungkan kalau energi tak dapat di musnahkan dan tak dapat di ciptakan berarti sama kayak Tuhan dong, apakah energi saingannya Tuhan?? membingungkan bukan??



Tak hanya sekolah umum, pesantren yang dari dulunya merupakan laboratorium jihad, rahimnya para mujahid, tempat lahirnya para pemimpin serta pejuang bangsa ini sekarang hanya tempat menghafal Al-qur’an tanpa pengamalan, fanatik kepada figuritas ustadz mereka. mereka sibuk dengan kitab kuningnya terlena dengan perdebatan nahwu tapi melupakan apa itu islam sebenarnya, apa itu hakikat jihad mereka meninggalkan panggung politik padahal mereka paling hafal surat Al-Baqarah ayat 30, ketika mendengar masalah Palestina mereka seperti tak mengerti apa - apa, padahal mereka paling tahu tentang ayat serta dalil persaudaraan Islam, ini semua merupakan sebuah prestasi gemilang Dr.Snouck Hurgronje seorang Yahudi Belanda yang berhasil memecah belah ulama Aceh.



Itulah sekelumit tentang ke ikutsertaan Yahudi dalam masalah pendidikan di bumi pertiwi ini, semoga tulisan yang hanya beberapa bait ini bisa menjadi pemicu adrenalin kita untuk terus belajar dan mempelajari sejarah bangsa kita, siapa kita sebenarnya, dan juga bisa membakar semangat darah muda kita untuk tekun belajar penuh semangat dan pada akhirnya bisa mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa serta agama tercinta ini Amiin..

-----

Penulis : Agus Ari Wibowo , Mahasiswa Pend.Matematika UIN Syahid Jakarta 2009 (Ketua Bidang Media LDK Komda Fak.tarbiyah dan ilmu Keguruan, Staff Kaderisasi KAMMI Komsat UIN)



Date : Rabu, 20/10/2010 10:18 WIB

di http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/agus-ariwibowo-mahasiswa-uin-syahid-jakarta-menelisik-campur-tangan-yahudi-dalam-pendidikan-di-indonesia.htm Info ini juga sudah diposting di Group Mengenal SECRET SOCIETIES pada tanggal 24/10/2010 at 12:21pm http://www.facebook.com/topic.php?uid=108603229177701&topic=198